October 11, 2012

Cerita Ini, Biar Saja Waktu... (PART II)

Ada yang berbeda, pelita menghilang di tengah kabut malam, hingga ia padam bersama malam yang semakin pekat, tapi apakah ia akan muncul beriringan dengan embun pagi nanti? Entahlah, ada yang berbeda


Cerita bersamamu akhirnya tetap kubawa, hingga tempat dimana awalnya ku jadikan tempat membunuh segala yang pernah terjadi di antara kita. Tempat buatku mencoba memulai sesuatu yang baru agar terhindar dari ingatan kisah denganmu. Tapi sekarang.... tempat ini bagai neraka hatiku, keegoisan membawaku ke tempat ini, tempat ini jauh darimu... 

Bagaimana tidak, saat keegoisan meliputi semua kebencian dalam hati, yang ada hanya keinginan setan untuk seegera mungkin melenyapkan yang dibenci, tanpa tau kebencian semata-mata hanyalah buah dari keegoisan yang bodoh!

***

"Tapi aku heran, setiap kali aku berusaha untuk tidak mengingatmu, selalu saja kita dipertemukan, apakah ini takdir atau hanya beberapa kebetulan yang cukup membuatku tak sanggup melangkah"
Kata-kata yang kuciptakan sendiri itu membawa khayalku lebih dalam lagi tentangmu, tentang kisah kita. karena memang saat aku mencoba untuk tidak memikirkanmu, bahkan mengingatmu aku tak mau, selalu ada saja yang membuatku "terpaksa" diliputi bayanganmu. Mungkin jika sekali, bisa saja kebetulan, dua kali, kebetulan, tiga kali, aku merasa janggal. 

Tapi aku belum mau berpikir terlalu jauh. Aku hanya mencoba menikmati semua yang terjadi, mungkin ada sejuta makna yang tersimpan, atau bahkan juga tidak ada apa-apa.

***

Malam ini, aku masih berpikir tentang arti sebuah kata "sayang", aku tau kita mulai menyambung benang-benang itu lagi, walau diantara kita masih sangat jelas terasa adanya krisis kepercayaan. "Bagaimana aku bisa percaya, kalau semua yang ucapkan dan lakukan sudah bukan untukku lagi, seperti biasa" mungkin katamupun begitu. 

Atau semua ini berarti memang tak ada lagi cinta? Iya atau tidak, aku belum mempercayainya. Ah, ini cinta bukan namanya??? Lagi-lagi kepercayaan, mengapa sulit sekali membangun sebuah kepercayaan itu "lagi"?

Masih tentang kata sayang, believe or not, semangatku seperti jet saat kamu memanggilu sayang, saat kamu masih memperhatikanku, menjagaku dari kejauhan sana. Jiwaku serasa bangkit kembali, seperti merasakan kebahagiaan cinta, kebahagian yang benar-benar bahagia. Tapi disaat yang sama, ada rasa sesak di dalam dadaku, menanyakan kepada hati tentang sebuah keyakinan akan kebahagian yang ku rasa, apakah ini nyata, atau hanya ambisi sesaat? Sebab aku belum yakin, ini tulus darimu, atau sebuah cara yang cukup untuk membuatku bodoh dengan kepintaranmu? Entahlah...

Saat aku mempertanyakan tentang artiku untukmu saat ini, aku tidak bisa mendapatkan jawabannya, aku tidak pernah benar-benar tau siapa aku dan untuk apa aku di hidupmu. 

Jika memang benar ada sesuatu, aku mau mengenalimu, lebih dalam dan dalam lagi, sampai saatnya aku lelah bertahan, sampai aku menemukan seorang aku yang akan jadi milikmu selamanya atau aku bukan siapa-siapa kamu...

Apapun itu, aku sayang kamu, aku cinta kamu, aku rasa kamupun tau mengapa kisah ini sangat sulit dilupakan, dan jika kamu mau tau seperti apa aku padamu? aku seseorang yang seluruh badannya melemah jika berada di dekatmu, jika aku tidak dikuatkan cinta, aku mungkin langsung ambruk saat berhadapan denganmu, jika kamu "melihat" kamu pasti mengetahuinya

...do you care if I don't know what to say? Will you sleep tonight or will you think of me? Will I shake this of pretend is all okay, that there's someone outside there who feels just like me, there is... 


*maaf kalau kisahnya kacau, aku membuatnya juga dengan hati kacau, karena aku hanya ingin bercerita