October 17, 2011

IKD II - Sullivan and Interpersonal Development


Sullivan and Interpersonal Development
Teori Sullivan dikenal dengan teori Interpersonal Theory ofPsychiatry”. Karena dia percaya psikiatri adalah ilmu yang mempelajari tentang apa yang terjadi dianata sesama manusia. Ini sangat bertentangan dengan paradogma Freud yang memfokuskan pada apa yang terjadi didalam jiwa seseorang. Baginya Kepribadian didefinisikan sebagai pola hubungan interpersonal dan situasi interpersonal yang tiap kali kembali dan relatif bertahan, dan memberikan ciri pada kehidupan manusia.
Interpersonal Theory
w  Perilaku seseorang tercermin dari figur orang tua dan orang-orang yang lebih tua darinya
w  Jika orang tua sangat pengkritik, anak tumbuh dengan mengkritik dirinya sendiri dan hidup dalam kecemasan.
w  Jika orang tua penyayang, anak juga akan memiliki rasa kasih sayang, bisa menjalin persahabatan dan berhubungan baik dengan orang lain.
w  Seseorang akan menjadi seperti apa yang orang tua mereka perlakukan pada mereka
w  Hubungan di awal kehidupan dan pertemuan dengan orang lain, interpersonal transactions, membentuk pandangan tentang diri dan menciptakan kecenderungan perilaku yang bertahan sepanjang hidup
w  Perilaku awal berhubungan dengan lingkungan sekitar biasanya akan menciptakan kecenderungan sepanjang hidup.
w  Gangguan mental juga diakibatkan dari bagaimana perilaku awal seseorang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya
w  Peristiwa dan masalah interpersonal yang terjadi saat ini berhubungan dengan kondisi jiwa atau mood seseorang.
w  Mengubah lingkungan hubungan interpersonal dapat membantu seseorang mengurangi masalah dan mengurangi emosi berlebihan/ negatif
Tahap Perkembangan Kepribadian
Sullivan membagi menjadi 7 tahap yang akan membentuk kepribadian. Setiap tahap perkembangan akan menghadapi masalah hubungan interpersonal berbeda-beda.
  1. Infancy / Bayi (0 – 12 bulan)
Pengalaman di masa bayi akan membentuk personifikasi ibu. Good mother dan bad mother awal personifikasi diri. Bayi mulai belajar berkomunikasi (bahasa autistik)
2.      Childhood (1 – 5 tahun)
                Perkembangan bicara dan belajar sintaksis, kebutuhan untuk bergaul dengan teman sebaya good mother & bad mother akan bergabung sehingga akan membentuk gambaran diri yang terintegrasi pula (good me & bad me) menjadi sistem self koheren. Anak belajar menyembunyikan tingkah laku yang dapat membuat kecemasan atau hukuman.
3.      Juvenille (6 8 tahun)
                Anak belajar kompetisi, kompromi, kerjasama, memahami makna perasaan kelompok. Perkembangan negatif di masa ini:
        stereotypes : meniru atau memakai personifikasi mengenai orang atau kelompok orang yang diturunkan antar generasi
        ostracism :pengalaman anak diisolasi secara paksa, dikeluarkan /diasingkan dari kelompok sebaya karena perbedaan sifat
        Disparagement :meremehkan atau menjatuhkan orang lain, akan berpengaruh pada hubungan interpersonal ketika dewasa
4.      Pre adolescence (9 – 12 tahun)
most important period because intimate relationships are possible without the added complication of lust. Without this ability, forming the intimate relationships in late adolescence and adulthood will be difficult. Fokus pada kemampuan bergaul akrab dengan orang lain. Hubungan ini akan membantu indv merasa berharga dan disukai Tanpa kemampuan ini, pembentukan hubungan yang intim pada late adolescence dan adulthood akan mengalami kesulitan. Bercirikan persamaan yang nyata dan saling memperhatikan. Adanya chum teman akrab dari jenis kelamin sama, teman yang dapat mencurahkan isi hati, dan bersama-sama memahami dan memecahkan masalah hidup.

5.      Early adolescence (13-17 tahun)
Perubahan kebutuhan dari friendship ke sexual expression.  Self worth sering sinonim dengan sexual attractiveness dan penerimaan oleh lawan jenis. Masalah yang muncul : keamanan (bebas dari kecemasan), keintiman (pergaulan akrab dengan lawan jenis), kepuasan seksual.
Dalam masalah keintiman heteroseksual dan Hawa Nafsu, Sullivan lebih menekankan pada masalah waktu. Perempuan mengalami perubahan pubertas lebih cepat dibandingkan laki-laki, dan ini menyebabkan semacam perbedaan dalam kemajuan perkembangan antara anak laki-laki dan perempuan dalam sebuah komunitas usia [seperti sekolah], sehingga saat sebagian besar anak laki-laki baru mulai untuk menyukai lawan jenisnya, sebagian besar anak perempuan sudah lebih dulu mengetahui masalah-masalah tentang lelaki. Kemudian, pada periode Remaja Awal, Sullivan membahas tabrakan antara kebutuhan keintiman dan nafsu.

6.    Late adolescence (18 – 22/23 tahun)
Kombinasi kebutuhan akan pertemanan dan kebutuhan seksual. Konflik antara kontrol ortu dengan keinginan sendiri. Penggunaan perhatian yang berlebihan (dalam artian terlalu bersifat takut, cemas dan tidak berani mengambil resiko) pada tahap sebelumnya dapat berakibat persepsi yang sempit tentang diri sendiri dan dunia. Pada masa ini juga akan ditemui masalah seseorang yang ingin atau mulai memikirkan hubungan jangka panjang dengan lawan jenisnya.
7.      Adulthood / Maturity ( lebih dari 23 tahun)
Masa dimana seseorang berjuang untuk memenuhi kebutuhan finansial, karir dan keluarga. Berbekal kesuksesan pada tahap adolescent, hubungan dewasa dan sosialisasi yang dibutuhkan lebih mudah dicapai.  Tanpa backgroud yang baik konflik interpersonal yang menimbulkan kecemasan sering terjadi. 
Kedewasaan seseorang ditandai dengan sudah belajar memuaskan kebutuhan yang penting, bekerja sama dan berkompetisi dengan orang lain, mempertahankan hubungan dengan orang lain yang memberi kepuasan intimasi dan seksual, berfungsi secara efektif di masyarakat. Menurut Sullivan yang paling penting adalah intimasi.
               

0 komentar:

Post a Comment